+10 344 123 64 77

Sabtu, 16 Agustus 2014

Jakarta, Kemdikbud --- Ajang pemilihan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) berprestasi tahun 2014 jenjang pendidikan dasar dan menengah dimulai, Rabu (13/08) malam. Acara yang dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh tersebut dipenuhi harapan positif agar dengan kompetisi seperti ini semakin banyak PTK yang berprestasi dan berdedikasi.


Mendikbud mengatakan,  untuk mewujudkan harapan tersebut PTK yang akan berkompetisi kali ini memiliki tugas untuk menjadi pengimbas. Fungsi pengimbas ini menjadi cara untuk membangun budaya apresiasi konstruktif. “Karena budaya memberi apresiasi itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang berprestasi,” katanya saat membuka acara pemilihan PTK berprestasi tingkat nasional tahun 2014 di Jakarta, Rabu (13/08).

Orang yang pernah berprestasi, lanjutnya, tentu pernah merasakan sulitnya untuk menjadi berprestasi. Prestasi yang telah diraih oleh para PTK yang lolos hingga tingkat nasional ini hendaknya dapat ditularkan kepada rekan-rekan maupun generasi berikutnya sehingga memiliki semangat untuk berprestasi juga.

Tidak hanya sebagai pengimbas, Mendikbud meminta para guru dan tenaga kependidikan juga menjadi sumber keteladanan. Guru, kata dia, tidak sekadar mengajarkan. Lebih dari itu, jika diulas dari sisi kebahasaan, guru diartikan sebagai cahaya penembus kegelapan. “Kalau dari istilah aslinya, bahasa Sansekerta maknanya “gu” itu kegelapan dan “ru” itu cahaya yang mampu menembus kegelapan itu,” katanya.

Dengan peran tersebut, Mendikbud berharap agar para guru dan tenaga kependidikan dapat dengan sepenuh hati menyiapkan generasi emas tahun 2045. Anak anak usia 0-9 tahun di tahun 2013 kemarin tercatat sebanyak 46 juta, usia 10-19 tahun sebanyak 44 juta. Total anak-anak usia 0-19 tahun di Indonesia adalah 90 juta. Anak-anak inilah yang pada 2045 nanti berusia 35-54 tahun. “Mereka itulah yang nanti akan mengelola negara yang kita cintai ini. Dari tangan halus bapak ibu sekalian yang akan mengantarkan mereka menjadi generasi emas,” katanya. (Aline Rogeleonick)